Friday 5 November 2010

Tata Ruang Ramah Lingkungan


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pada konteks kekinian pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan menempati tantangan terdepan untuk disadari, ditangani dan dikelola secara benar dan bijak agar bumi tempat manusia hidup dapat berumur panjang dan berkelanjutan demi kemaslahatan umat manusia dan lingkungannya.
Jumlah pertumbuhan penduduk di perkotaan yang sangat signifikan menjadi beban yang ditanggung oleh lingkungan, diantaranya limbah padat dan cair yang semakin besar, sampah, pencemaran udara, air dan tanah, serta kekumuhan lingkungan perumahan yang kita lihat sehari-hari.
Belum lagi efek pemanasan global yang seharusnya semakin membuat manusia sadar untuk bersahabat dengan alam. Konsep penghijauan terus digiatkan, termasuk konsep hunian hijau yang kini menjadi pilihan banyak orang. Bentuk arsitektur bangunan (rumah, gedung) harus berempati, tanggap, dan memberikan solusi terhadap kondisi bumi yang kini mulai kepayahan menghadapi manusia. Salah satunya adalah memadukan bangunan (rumah, gedung) yang hemat energi dan ramah lingkungan.
Hunian hijau yang ramah lingkungan diharapkan ikut berperan dalam mengurangi emisi penyebab pemanasan global dan menjaga kelestarian lingkungan. Namun, membangun hunian dengan konsep hijau bukan sekadar membuat taman dan pepohonan di kiri kanan jalan. Sebab, hunian hijau secara luas berarti berwawasan lingkungan dan proses berkelanjutan, yaitu meliputi keseimbangan ekologis, disain rumah yang ramah lingkungan, ada pemberdayaan bagi penghuni, penegakan hukum sesuai tata ruang dan wilayah, serta memperhatikan etika dan kenyamanan warga.
Dalam masa mendatang perlu kiranya dipikirkan kembali tentang arsitektur yang berwawasan lingkungan, bangunan yang berwawasan lingkungan dan rumah yang berwawasan lingkungan dengan memperhatikan pula perkembangan pengetahuan dan teknologi yang berkembang terus.

B.   Tujuan Pembahasan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendapatkan konsep dasar dari perencanaan tata ruang bangunan yang berwawasan ramah lingkungan

C.   Batasan Pembahasan
Pada penulisan makalah ini, pembahasan terbatas pada tata ruang rumah yang berwawasan ramah lingkungan
D.   Metode dan Sistematika Pembahasan
1.    Metode pembahasan
Pembahasan dilakukan dengan metode analisis deskriptif dengan mengidentifikasi masalah-masalah yang ada kemudian mengelompokkan dan mengaitkan antara setiap variabel yang pada akhirnya menarik suatu kesimpulan, juga mengadakan studi literatur dengan pembahasan secara deskriptif berdasarkan data-data yang diperoleh dari berbagai sumber.      
2.    Sistematika pembahasan
Merupakan urutan langkah-langkah dalam beberapa tahap pembahasan, antara lain :
Bab I    :    Memberikan gambaran umum tentang latar belakang, tujuan pembahasan, batasan pembahasan, serta metode dan sistematika pembahasan.
Bab II    :    Tinjauan  pustaka berisi teori-teori dan konsep dari tata ruang rumah yang berwawasan ramah lingkungan.
Bab III  :    Penerapan disain dan best practice tata ruang rumah yang berwawasan ramah lingkungan.
Bab VI    :  Penutup, memuat elaborasi dan rincian kesimpulan dari pembahasan yang dikemukakan pada bab sebelumnya.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   Definisi
Ruang merupakan wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya (www.wikipedia.org).
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial, ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. (www.wikipedia.org)
Tata ruang ramah lingkungan adalah wujud struktur ruang dan pola ruang dengan memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan (environmental sustainability)

B.   Kriteria Bangunan Ramah Lingkungan
Pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2010, tentang kriteria dan sertifikasi bangunan ramah lingkungan, Bab II pasal 4 dijelaskan bahwa kriteria bangunan ramah lingkungan sebagai berikut:
1.    Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan yang antara lain meliputi:
a.    Material bangunan yang bersertifikat eco-label
b.    Material bangunan lokal.
2.    Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk konservasi sumber daya air dalam bangunan gedung antara lain:
a.    Mempunyai sistem pemanfaatan air yang dapat dikuantifikasi
b.    Menggunakan sumber air yang memperhatikan konservasi sumber daya air
c.    Mempunyai sistem pemanfaatan air hujan.
3.    Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana konservasi dan diversifikasi energi antara lain:
a.    menggunakan sumber energi alternatif terbarukan yang rendah emisi gas rumah kaca.
b.    Menggunakan sistem pencahayaan dan pengkondisian udara buatan yang hemat energi.
4.    Menggunakan bahan yang bukan bahan perusak ozon dalam bangunan gedung antara lain:
a.    Refrigeran untuk pendingin udara yang bukan bahan perusak ozon.
b.    Melengkapi bangunan gedung dengan peralatan pemadam kebakaran yang bukan bahan perusak ozon.
5.    Terdapat fasilitas,sarana, dan prasarana pengelolaan air limbah domestikpada bangunan gedung antara lain:
a.    Melengkapi bangunan gedung dengan sistem pengolahan air limbah domestik pada bangunan gedung fungsi usaha dan fungsi khusus
b.    Melengkapi bangunan gedung dengan sistem pemanfaatan kembali air limbah domestik hasil pengolahan pada bangunan gedung fungsi usaha dan fungsi khusus.
6.    Terdapat fasilitas pemilahan sampah
7.    Memperhatikan aspek kesehatan bagi penghuni bangunan antara lain:
a.    Melakukan pengelolaan sistem sirkulasi udara bersih;
b.    Memaksimalkan penggunaan sinar matahari.
8.    Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana pengelolaan tapak berkelanjutan antara lain:
a.    Melengkapi bangunan gedung dengan ruang terbuka hijau sebagai taman dan konservasi hayati, resapan air hujan dan lahan parkir.
b.    Mempertimbangkan variabilitas iklim mikro dan perubahan iklim.
c.    Mempunyai perencanaan pengelolaan bangunan gedung sesuai dengan tata ruang.
d.    Menjalankan pengelolaan bangunan gedung sesuai dengan perencanaan.
9.    Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk mengantisipasi bencana antara lain:
a.    Mempunyai sistem peringatan dini terhadap bencana dan bencana yang terkait dengan perubahan iklim seperti: banjir, topan, badai, longsor dan kenaikan muka air laut.
b.    Menggunakan material bangunan yang tahan terhadap iklim atau cuaca ekstrim intensitas hujan yang tinggi, kekeringan dan temperatur yang meningkat.

C.   Keuntungan Tata  Ruang Ramah Lingkungan
Disain tata ruang ramah lingkungan memiliki beberapa keuntungan diantaranya:
1.    Mengurangi biaya operasi
a.    Efisiensi energi
1)    Disain ruang yang tanggap terhadap cuaca dan memakai teknologi hemat energi dapat mengurangi pemakaian pemanas dan pendingin sampai 60% serta, memotong pemakaian cahaya hingga 50% pada bangunan.
2)    Pengembalian break evan point untuk bangunan yang menerapkan sustainable building lebih cepat dan lebih tinggi daripada bangunan yang tidak menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan sustainable building.
3)    Partisipasi masyarakat dengan menerapkan program penghematan pemakaian listrik secara menyeluruh dapat menghemat jutaan watt listrik dan mengurangi tagihan listrik nasional pertahun.
b.    Efisiensi air
Disain ruang yang tepat akan meminimalkan penggunaan air yang berlebih.
c.    Pengurangan sampah konstruksi
1)    Sampah konstruksi dan demolisi adalah 35-40% dari sampah padat municipal.
2)    Daur ulang sampah konstruksi dan demolisi dapat memberikan penghematan yang berarti. Perluasan lahan konstruksi bukan hanya dengan cara menguruk lahan tapi bisa juga dengan cara waste hauling dan tipping fest.
3)    Daur ulang menciptakan pekerjaan. Merubah material-material sisa ini menjadi local processors jauh lebih baik dari pada hanya dijadikan bahan untuk menguruk tanah serta dapat menciptakan peluang-peluang ekonomi yang baru.
2.    Mengurangi biaya pokok.
a.    Rehabilitasi bangunan yang sudah ada dapat mengurangi biaya infra struktur dan material.
b.    Disain yang terintegrasi dapat menghemat biaya sehingga biaya-biaya tersebut dapat dialihkan untuk kebutuhan yang lain.
c.    Gedung yang hemat energi dapat mengurangi kebutuhan peralatan, pengurangan pemakaian peralatan seperti chiller atau insulasi seperti penahan panas.
d.    Dengan mempergunakan pervious paving dan strategi runoff prevantion dapat mengurangi ukuran dan biaya dari struktur management stormwater .
3.    Mengekspansi jangka waktu untuk mendapatkan keuntungan infestasi
Saat ini melalui analisa biaya life cycle building dapat dilihat nilai bersih sebuah design sebagai infestasi. Tujuan utama ialah untuk mencapai performance lingkungan yang paling baik dan paling efektif dalam biaya, jika memungkinkan hingga melewati dari masa perkiraan proyek tersebut. Dalam perputaran hidup sebuah bangunan 2% kurang lebih dari biaya keseluruhan life cycle adalah untuk biaya bangunan, 6% biaya operasi dan maintenance dan 92% adalah biaya personel.
Banyak penilaian bangunan (green building) memakai perkiraan ekonomi jangka panjang yang baik jika nilai pertama dikurangkan dari semua simpanan (saving) untuk masa depan, dan simpanan tersebut dikalkulasi dengan nilai (rate) pasar kapitalis (market capitalization).
Dengan kata lain banyak bangunan (green building) dinilai sebagai investasi yang nilainya akan bertambah sejalan dengan waktu, bahkan lebih dari nilai pasar.
Pengeluaran awal yang terlalu irit biasanya akan menghasilkan bangunan dengan pembiayaan yang lebih tinggi sepanjang life cycle dari bangunan tersebut.
4.    Meningkatkan produktifitas dan kesehatan manusia
a.    Dengan meningkatkan lingkungan dalam ruang maka dapat meningkatkan produktifitas pegawai sehingga 16%.
b.    Pegawai yang bekerja di lingkungan dalam ruang yang sehat cenderung kurang melakukan absen dan mau bekerja lebih lama.
c.    US Environmental Protecion Agency menilai bahwa polusi udara di dalam ruangan termasuk dalam lima tertinggi factor yang membahayakan kesehatan. Sepertiga dari bangunan-bangunan ditemukan mempunyai kondisi ruang dalam yang jelek.
d.    Sindrome “bangunan sakit” dan penyakit yang disebabkan oleh kondisi bangunan diperkitakan memakan biaya perobatan jutaan rupiah per tahun dan hilangnya jumlah produktifitas pekerja.
e.    Keuntungan bagi penyewa bangunan green building selain secara keseluruhan mendapatkan kualitas lingkungan yang baik, lingkungan kerja yang baik, kurangnya kecenderungan absen pegawai, moral pegawai yang lebih baik, tapi juga menjadi “terpandang” di mata komunitas lain.
f.     Memastikan kondisi ruang dalam yang sehat dapat mengurangi asuransi, biaya operasional dan resiko bahaya.
D.   Perencanaan dan Perancangan Rumah yang Berwawasan Lingkungan
Susan Maxman, 2001, menegaskan bahwa, sebenarnya eko arsitektur atau arsitektur berwawasan lingkungan adalah bukan sebuah resep atau menu, itu merupakan pendekatan dan sikap saja, bahkan bukan sebuah label. Cukup menyebut arsitektur saja.
Namun di sini ingin ditekankan bagaimana perencanaan dan perancangan rumah dan lingkungan sebagai arsitektur hunian, memang memperhatikan ekologi.
Frick, Heinz, dan Suskiyatno, FX. Bambang, 1998, menyebutkan bahwa eko-arsitektur adalah :
1.    Holistis, berhubungan dengan sistem keseluruhan, sebagai suatu kesatuan, yang lebih penting dari pada sekedar kumpulan bagianbagian.
2.    Memanfatkan pengalaman manusia (tradisi dalam pembangunan) dan pengalaman lingkungan alam terhadap manusia.
3.    Pembangunan sebagai proses dan bukan sebagai kenyataan tertentu yang statis.
4.    Kerja sama antara manusia dengan alam sekitarnya demi keselamatan ke dua belah pihak.
Dari pendekatam tersebut (Frick, Heinz & Suskiyatno, Fx. Bambang, 1998) maka dapat dipahami bahwa kehidupan bukan menciptakan lingkungan menurut kebutuhannya, kehidupan bukan merupakan faktor penentu, melainkan suatu sistem keseluruhan, termasuk kehidupan dan lingkungan material.
Dalam arsitektur tradisional di Indonesia, pendekatan ekologis sudah sejak dahulu dilakukan secara turun temurun oleh nenek moyang kita, kendati barangkali landasan utamanya belum landasan teori dan keilmuan, melainkan lebih karena agama, kepercayaan atau mitos (Budihardjo, Eko,Prof. Dr. Ir. MSc, 2003).
Pada masa sekarang dalam membangun rumah, setidak-tidaknya memenuhi 4 (empat) syarat, yaitu :
1.    Sehat, ditinjau dari segi kesehatan itu sendiri, sebuah rumah yang sehat memiliki hubungan yang baik dengan lingkungannya yang berkaitan dengan air, udara, tanah, iklim dan panas matahari (energi) serta flora dan fauna sekitar, sehingga memberi kesehatan optimal pada penghuninya baik fisik maupun psikis.
2.    Cukup kuat dan aman, ditinjau dari segi teknis teknologis, sebuah rumah harus benar strukturnya, tahan gempa, angin, hujan dan unsur iklim lainnya, dan tahan terhadap berbagai beban struktur yang harus dipikul. Pemilihan bahan bangunannyapun yang relatif mudahdiperoleh dan tepat guna.
3.    Relatif terjangkau, ditinjau dari kemampuan ekonomi penghunian serta keterjangkauan sosial.
4.    Cukup indah dan nyaman, dalam arti memiliki desain yang baik,sebagai gabungan tiga syarat di atas, yang dapat memenuhi kebutuhan inderawi, rasa dan matra lainnya dari manusia.
Proses perencanaan dan perancangan (desain) yang berwawasan
lingkungan memperhatikan tiga tingkatan (Frick, Heinz & Suskiyatno, Fx.
Bambang, 2001) yaitu :
1.    Perencanaan yang ekologis
2.    Pembangunan dan kesehatan manusia dan lingkungan
3.    Bahan bangunan yang sehat









               
Gambar 1.  Cara membangun yang menghemat energi dan bahan baku
Sumber : Frick, Heinz & Suskiyatno, Fx. Bambang, 1998, Dasar-dasar Eko-Arsitektur, halaman 75












Gambar 2. Keterkaitan bangunan dan alam lingkungannya

Substansi pada gambar 1 dan 2 menunjukkan proses perencanaan dan perancangan dengan logika eko-sentris, mengikuti kaidah-kaidah perencanaan dan perancangan yang seharusnya, dengan mementingkan hubungan dan keterkaitan bangunan dengan alam lingkungannya.
Konsep dasar bangunan ekologis adalah bangunan dengan ciri sebagai berikut:
1.    Bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi dengan baik dengan memperhatikan kekhasan aktivitas manusia pemakaiannya serta potensi lingkungan sekitarnya dalam membentuk citra bngunan
2.    Memanfaatkan sumber daya alam terbaru yang terdapat di sekitar kawasan perencanaan untuk sistem bangunan,  baik yang berkaitan dengan material bangunan maupun untuk utilitas bangunan (sumber energi, penyediaan air).
3.    Sistem bangunan bentuk yang mudah sehingga dapat dikerjakan dan dipelihara oleh tenaga kerja setempat.
4.    Bangunan yang sehat, artinya yang tidak memberi dampak negatif bagi kesehatan manusia dalam proses, pengoperasian/purna huni, maupun saat pembongkaran. Di dalamnya juga termasuk lokasi yang sehat, bahan yang sehat, bentuk yang sehat, bahan yang sehat, bentuk yang sehat dan suasana yang sehat.
Adapun arahan perencanaan bangunan ekologis adalah:  perlindungan terhadap panas matahari, pemanfaatan matahari untuk pencahayaan alamiah siang hari, pemanfataan angin untuk pengkondisian udara alamiah, dan antisipasi terhadap curah hujan/kelembaban










Gambar 3. Conceptual drawing of green building
 
BAB III
PENERAPAN DISAIN DAN BEST PRACTICE TATA RUANG RUMAH YANG BERWAWASAN RAMAH LINGKUNGAN

Pada best practice tata ruang rumah yang berwawan ramah lingkungan kami bagi atas empat bagian yaitu: bagian atas, bagian tengah, bagian bawah, dan gaya hidup.
A.   Bagian Atas
1.    Perlu dibuatkan lubang angin pada bagian atap untuk mengalirkan udara yang tertahan di atap (meminimalisasi tekanan udara yang terlalu tinggi) serta menggunakan atap miring
 










Gambar 4. Lubang angin pada bagian atap
Sumber: www.google.com  
2.    Jika memang harus mengunakan atap datar, maka gunakan green roof. Atap rumput dapat menjadi taman rumah juga dapat mengurangi tekanan panas matahari ke dalam bangunan, sehingga ruang dalam rumah tetap sejuk
Green roof
 
 
Gambar 5. Pengaplikasian green roof pada bangunan
Sumber: www.google.com
3.    Skylight, sebagai pencahayaan alami pada ruang





                Gambar 6. Pengaplikasian skylight  pada bangunan
4.    Peletakkan atap yang tinggi (menghasilkan ruang insulasi yang besar untuk panas yang datang dari atap) dapat menghadirkan nuansa dingin pada ruang dalam rumah.









Gambar 7. Pengaplikasian atap tinggi


B.   Bagian Tengah
1.    Letak rumah dapat dipertimbangkan untuk menghadap utara dan selatan untuk menghindari pancaran radiasi matahari yang langsung (dari timur pada pagi hari dan dari arah barat di sore hari). Selain itu, letak rumah mungkin harus diletakkan tegak lurus dengan arah datangnya angin.

Untitled-Scanned-06





               
Gambar 8. Pengaruh letak bangunan terhadap sinar matahari dan angin
Sumber : Frick, Heinz & Mulyani, Tri Hesti, 1998, Arsitektur Ekologis.
Halaman 40









Gambar 9. Pengaruh sinar matahari dan angin pada bangunan
Sumber : www.google.com

2.    Lay-out ruangan (tata ruang) harus tepat sehingga dapat menghasilkan kenyamanan visual dan kenyamanan thermal. Penempatan ruang haruslah cermat dan cerdas. Ruang-ruang yang memiliki kehidupan di malam hari (seperti: ruang tidur), dapat ditempatkan disisi timur rumah, karena dari siang sampai pada sore hari, sinar matahari datang menyinari sisi barat rumah sehingga suhu dinding barat cenderung lebih tinggi. Selain itu, lay-out terbuka (open space) dapat memberikan kenyamanan visual dan thermal yang lebih baik (selama didukung aspek hijau lainnya).














                Gambar 10. Lay out ruang dan open space

3.    Keberadaan kolam atau air mancur dapat mengurangi ketidaknyamanan akibat udara yang lembab. Selain itu, kehadiran taman dengan tumbuh-tumbuhan yang tepat dapat ikut mengurangi ketidaknyamanan.








Gambar 11. Kolam dan vegetasi

4.    Material dinding dan material atap dipilih yang memiliki konduktivitas panas yang rendah sehingga mengurangi panas yang masuk. Pemilihan warna material yang tepat dapat juga membantu mengurangi sinar matahari yang masuk.
5.    Bukaan yang luas memudahkan aliran udara dan cahaya sinar matahari masuk ke dalam rumah sehingga diharapkan dapat menghasilkan penghawaan alami dan pencahayaan alami. Penghawaan alami dapat terjadi jika memiliki dua bukaan pada dua sisi dinding.






Gambar 13. Bukaan pada jendela

6.    Perbanyak bukaan dan hindari bentuk yang masif (tertutup). Dinding, pagar dan garasi dapat menjadi teman untuk masuknya udara dan cahaya ke dalam rumah. Terapkan lah pada mereka, bentuk-bentuk yang terbuka, tetapi tetap terjaga dari sisi keamanan.
7.    Peletakan titiki-titik lampu dan alat elektronik haruslah tepat. Titik-titik lampu sebaiknya disinkronisasikan dengan letak bukaan (pencahayaan alami) sehingga bisa mengurangi penggunaan listrik. Letak AC jangan diletakkan di dekat bukaan untuk mengefisiensikan daya listrik yang digunakannya.

C.   Bagian Bawah
1.    Ruang terbuka hijau (taman), minimal 30% dari luas tanah dan meyediakan sumur biopori di perkarangan rumah, untuk mendukung daerah resapan di rumah.
2.    Jika terbatas, carport dapat dibuat dengan menggunakan material yang tidak masif, seperti paving blok sehingga memungkinkan air tetap dapat terserap ke dalam tanah.
3.    Tata letak septiktank,sumur resapan dan biopori yang benar mesti diperhatikan sehingga mengurangi dampak kesehatan yang buruk.
D.   Gaya Hidup
Tata ruang ramah lingkungan tidak akan berjalan seimbang bila manusianya tidak sadar akan pentingnya ramah terhadap lingkungan. Rumah bukanlah hanya sebagai obyek sang manusia. Rumah dan sang imanusia merupakan satu kesatuan yang harus berjalan seiring, selaras dan semakna. TerIntegrasinya manusia hijau dan rumah hijau akan menciptakan nilai hijau yang diimpikan. Mestinya kita juga mengunakan recycled material (daur ulang), seperti: bambu, batu, aluminium hasil daur ulang, dan material lain yang dapat diperbaharui atau memiliki sumber yang berlimpah di daerah tersebut. Gunakan pula material yang banyak terletak di dekat lokasi pembangunan rumah (atau produk lokal) sehingga mengurangi mobilisasi material dan dapat memberikan nilai hijau bukan hanya pada hasil, tetapi juga pada proses nya.
BAB IV
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Adapun yang dapat kami simpulkan pada makalah “Tata Ruang Ramah Lingkungan” adalah:
1.    Kriteria bangunan ramah lingkungan menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2010, tentang kriteria dan sertifikasi bangunan ramah lingkungan, pada Bab II pasal 4, sebagai berikut:
a.    Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan.
b.    Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk konservasi sumber daya air dalam bangunan gedung.
c.    Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana konservasi dan diversifikasi energi.
d.    Menggunakan bahan yang bukan bahan perusak ozon dalam bangunan gedung.
e.    Terdapat fasilitas,sarana, dan prasarana pengelolaan air limbah domestikpada bangunan gedung.
f.     Terdapat fasilitas pemilahan sampah
g.    Memperhatikan aspek kesehatan bagi penghuni bangunan.
h.    Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana pengelolaan tapak berkelanjutan.
i.      Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk mengantisipasi bencana.
2.    Keuntungan disain tata ruang ramah lingkungan adalah: mengurangi biaya operasi, mengurangi biaya pokok, mengekspansi jangka waktu untuk mendapatkan keuntungan infestasi dan meningkatkan produktifitas dan kesehatan manusia.
3.    Arahan perencanaan bangunan/ruang yang ekologis adalah:  perlindungan terhadap panas matahari, pemanfaatan matahari untuk pencahayaan alamiah siang hari, pemanfataan angin untuk pengkondisian udara alamiah, dan antisipasi terhadap curah hujan/kelembaban
4.    Tata ruang ramah lingkungan tidak akan berjalan seimbang bila manusianya tidak sadar akan pentingnya ramah terhadap lingkungan.

B.   Saran
Diharapkan agar penulisan selanjutya, membahas lebih mendetail pada typikal peruangan (misalnya, ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, dan dapur) dikaitkan dengan konsep ramah lingkungan


1 comments:

  1. salam hangat ;)
    nkasih gan artikelny sangat mmbantu :)
    oiya gan btw agan ada info seputar jual rumah di purwokerto yg lokasiny strategs serta hargany terjangkau itu dmana ya gan ??
    dtunggu infony ya gan mkasih
    salam sukses ;)

    ReplyDelete